Apa kelakuan paling bejat yang pernah dilakukan seorang pria kepada wanita?

Tahun 2016, saya pernah melihat berita tentang kisah seorang pegawai wanita bernama Eno Farihah…

Kisah ini diawali saat Eno Farihah yang bertemu Rahmat Alim di jalan. Saat itu, umur Eno masih 19 tahun sedangkan Rahmat lebih muda yakni 16 tahun. Mereka kenalan dan saling bertukar nomor telepon. Eno Farihah dan Rahmat Alim lantas melakukan komunikasi intens.

Rahmat Alim melancarkan rayuan mautnya dan tak segan mengungkapkan perasaan sayang dan cinta kepada Eno Farihah. Rupanya, Eno Farihah memberikan sinyal jika dia juga suka dengan Rahmat Alim.

Sejak awal kenalan, Eno tak memberitahukan jika nama dia yang sebenarnya adalah Eno Farihah. Eno hanya mengaku sebagai Indah. Karenanya, Rahmat mengenal gadis berkulit putih mulus itu sebagai Indah, bukan sebagai Eno Farihah.

Eno Farihah dan Rahmat Alim akhirnya janjian untuk bertemu pada malam Jumat. Namun, Eno meminta Rahmat Alim datang tengah malam agar tidak diketahui satpam dan penghuni kamar lain. Untuk bisa masuk ke kamar Eno di mes PT Polyta Global, Rahmat Alim harus melalui pintu besi di samping bangunan yang langsung terhubung dengan gang mushola.

Sebelum Rahmat Alim datang, Eno Farihah sudah membuka pintu tersebut tanpa sepengetahuan satpam dan penghuni lain. Selain itu, Eno Farihah juga tidak mengunci kamarnya.

Eno Farihah berpesan kepada Rahmat agar langsung masuk saja. Rahmat pun mengikuti instruksi Eno. Rahmat lantas masuk ke kamar Eno Farihah jelang tengah malam, tepatnya pukul 23.30 WIB. Saat itu, para penghuni mess sudah terlelap tidur, sehingga mereka tidak mengetahui kedatangan Rahmat Alim.

Saat Rahmat masuk ke kamar Eno, dia menyaksikan gadis cantik itu hanya mengenakan celana pendek dan baju seksi. Karena sudah melakukan komunikasi mesra sebelumnya, Rahmat pun langsung memeluk dan mencium mesra Eno Farihah.

Eno Farihah dan Rahmat Alim terlibat ciuman panas. Bahkan, tangan Rahmat Alim sudah blusukan ke bagian intim Eno Farihah. Tiba-tiba, Eno Farihah langsung menutup celananya dan menolak berhubungan badan karena takut hamil.

Penolakan Eno Farihah membuat Rahmat Alim sakit hati. Pasalnya, nafsu birahinya sudah sampai di ubun-ubun. Akhirnya, Rahmat Alim keluar dari kamar Eno Farihah dan merokok di pinggir jalan. Saat itulah, dia bertemu Rahmat Arifin dari dalam mess pria tempat bekerja Eno. Rahmat Arifin menghampiri Rahmat Alim dan menanyakan apa tujuannya datang ke mess tengah malam.

Rahmat Alim mengaku baru ketemu Indah di mes perempuan. Rahmat Arifin heran karena di dalam mes perempuan, dia merasa tidak ada wanita yang bernama Indah. Keduanya lalu berdebat karena kamar yang ditunjuk Rahmat Alim adalah kamar Eno Farihah. Di saat keduanya berdebat, muncul temannya yang lain, yakni Imam Hapriadi menggunakan sepeda motor.

Rahmat Arifin lantas menantang Rahmat Alim masuk lagi ke kamar dan membuktikan jika Indah yang dimaksud adalah Eno Farihah. Mereka bertiga masuk ke mes wanita dan langsung masuk ke kamar. Rupanya benar, Indah yang dimaksud Rahmat Alim adalah Eno Farihah. Rahmat Arifin yang sebenarnya juga suka kepada Eno Farihah akhirnya melampiaskan birahinya.

Rahmat Arifin memperkosa Eno. Sedangkan Imam terus membekap wajah Eno dengan bantal agar tidak bisa teriak. Rahmat Alim lalu disuruh pergi cari pisau untuk membunuh Eno.

Rahmat Alim pergi ke arah dapur yang terletak di samping kamar. Namun dia tak menemukan pisau. Rahmat Alim lantas berjalan ke luar. Di depan rumah penduduk, tak jauh dari mess, ia melihat cangkul.

Cangkul itu ia ambil dan dibawa ke kamar. Rahmat dan Imam lalu mengangkat kedua paha Eno Farihah dan membukanya lebar-lebar. Rahmat Alim memasukkan gagang cangkul tersebut ke dalam kemaluan Eno.

Saat itu, Eno menjerit kesakitan. Namun, mereka tak peduli. Setelah gagang cangkul masuk sedikit, Rahmat Alim lantas disuruh mendorongnya dengan tendangan hingga cangkul sepanjang 65 cm tersebut masuk sampai ke bagian dada Eno. Gagang cangkul itu merusak hati dan bagian paru-paru hingga membuat Eno tewas.

Setelah semua selesai, ketiganya kabur dengan terlebih dahulu menutup engsel kamar mess dengan tujuan penghuni lain tak curiga.

Dan 2 hari setelah kejadian, mereka bertiga berhasil diringkus oleh polisi.

Setelah kejadian itu, mereka menjalani serangkaian pemeriksaan & persidangan. Rahmat Alim akhirnya di vonis 10 Tahun Penjara, Sedangkan Rahmat Arifin (26) & Imam Hapriyadi (24) divonis hukuman mati.

sumber : hamid anshori

Ditulis kembali oleh : kamdy blackmore 29/10/22

Komentar

Postingan Lama

HINDUN BINTI UTBAH

MOODY BLUES

Manfaat Dan Khasiat Pohon Bendo