Melihat Keunikan Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
"Pulau Sulawesi sebagai salah satu sumber terbesar kekayaan hayati di Indonesia.
Pulau ini memiliki keanekaragaman flora dan fauna, beberapa diantaranya merupakan satwa endemik. Spesies fauna endemik yang dilindungi adalah burung maleo (Macrocephalon maleo).
Maleo ditetapkan sebagai satwa dilindungi karena jumlah populasi di alam liar semakin berkurang dan status konservasi masuk dalam kategori terancam punah. Ancaman utama yang menyebabkan penurunan populasi adalah pengambilan telur burung maleo secara ilegal serta fragmentasi habitat.
Informasi secara keseluruhan mengenai burung maleo sangat terbatas di wilayah Sulawesi Tenggara, khususnya SM Buton Utara, sehingga penelitian ini menjadi penting sebagai upaya konservasi burung maleo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku burung maleo di SM Buton Utara, dengan;
1. Mengidentifikasi sebaran dan karakteristik sarang maleo,2. Mengidentifikasi karakteristik telur maleo,
3. Mengidentifikasi ancaman yang dihadapi populasi maleo di SM Buton Utara, dan
4. Mendeskripsikan perilaku bersarang burung maleo secara bertahap di SM Buton Utara. Penelitian dilakukan selama sebelas bulan (Juli 2019 - Juni 2020) di Suaka Margasatwa Buton Utara, Sulawesi Tenggara.
Pengamatan perilaku bertelur menggunakan focal animal sampling dan behavior sampling. Metode kuisioner digunakan pada informan yang dipilih sec ara acak berdasarkan profesi informan seperti petugas kawasan dan masyarakat lokal yang berkerja sebagai pengumpul burung maleo.
Sebaran lokasi sarang bertelur burung maleo (Macrocephalon maleo) terletak di dua kecamatan Kulisusu Barat dan Maligano. Sebaran terbanyak ditemukan di Kecamatan Maligano yaitu 5 titik lokasi bertelur. Keseluruhan sarang berada pada daerah sekitar aliran sungai dengan substrat utama berupa pasir.
Lokasi sarang dengan kondisi substrat berupa campuran pasir dan kerikil menunjukan kedalaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi sarang dengan substrat campuran tanah dan pasir.
Kedalaman sarang berkisar antara 34–52 cm dari permukaan tanah. Sarang kamuflase berada di sekitar sarang utama, terdiri dari 3-5 lubang.
Kualitas bobot telur maleo dipengaruhi oleh jenis vegetasi di sekitar sarang. Hasil pengamatan perilaku bertelur menunjukkan kemiripan pada masing-masing wilayah bertelur.
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih